Sumpah Pemuda Di Tengah Pandemi
Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati salah satu peristiwa penting dalam tonggak sejarah berdirinya negara/bangsa Indonesia, yaitu diucapkannya Sumpah pemuda. Peristiwa 93 tahun yang lalu merupakan tonggak sejarah perjalanan panjang lahirnya kesadaran pemuda untuk menjunjung kepentingan bersama. Generasi muda sadar bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang majemuk di tengah upaya kolonial Belanda melakukan politik memecah belah (devide et impera).
Ikrar Sumpah Pemuda, menunjukkan kapasitas dan kesiapan kaum muda untuk menjunjung segala perbedaan yang ada menjadi satu kesatuan dalam menghadapi penjajah di Nusantara. Narasi besar persatuan yang dicetuskan oleh para tokoh pemuda dan pemudi dengan latar belakang suku dan budaya yang berbeda pada 1928, menjadi sebuah tekad para pemuda untuk terus berupaya menjadikan Indonesia merdeka yang baru dapat terwujud dengan diproklamirkan Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945.
Kini, Indonesia menjadi sebuah bangsa besar terdiri dari ribuan suku, ratusan kelompok etnis serta memiiki banyak dialek bahasa daerah yang tersebar di seluruh pulau – pulau di Indonesia, telah menjelma menjadi sebuah negara demokrasi yang besar. Saat ini Indonesia bukan lagi negara berkembang namun sudah menjadi negara anggota kelompok G-20.
Sebuah negara besar dengan segala bentuk keanekaragaman, yang diproyeksikan oleh berbagai lembaga riset internasional akan masuk ke dalam tujuh besar ekonomi dunia pada 2030. Untuk menjadi sebuah negara besar, gagasan besar yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 1928 tetap menjadi hal yang relevan untuk saat ini.
Para tokoh pemuda mengajarkan bahwa tanpa nilai pluralisme dan toleransi yang tinggi, maka mustahil Indonesia dapat berdiri kokoh sebagai negara. Para pemuda pendiri bangsa sangat menyadari hal ini, sehingga semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" diangkat untuk merekatkan nilai-nilai kebangsaan Indonesia.
Hal ini menunjukkan hidup berdampingan dalam kemajemukan dan keberagaman telah inheren mewarnai sejarah panjang bangsa Indonesia. Berbagai perbedaan yang ada telah melebur menjadi semangat persatuan dalam bingkai Indonesia. Negara ini adalah rumah bagi kemajemukan.
Dalam menghadapi pandemi, Sumpah Pemuda harus menjadi energi positif yang menyatukan. Persaingan dan perbedaan tidak harus membuat kita melupakan adanya masalah-masalah bersama, kepedulian bersama kepentingan-kepentingan bersama, tujuan-tujuan bersama.
Semua permasalahan yang muncul dalam menghadapi Pandemi ini bisa kita selesaikan dengan cara bersatu dan bekerja sama memenangkan pertempuran melawan pandemi yang sudah menghancurkan sendi kehidupan sosial, budaya dan ekonomi global dan sangat berdampak terhadap tatanan situasi nasional. Semangat ini dapat menggerakkan persatuan dalam mengatasi semua tantangan dan membentuk rasa kepedulian sesama untuk saling berbagi, memperkokoh persaudaraan dan kegotongroyongan untuk meringankan beban seluruh anak negeri. Serta menumbuhkan daya juang bangsa dalam mengatasi setiap kesulitan dan tantangan yang dihadapi.
Di era Pandemi Covid-19 generasi muda, perlu semakin memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masalah-masalah sosial kemanusiaan seperti pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat agar bisa bersama memiliki daya juang dan ketangguhan dalam menghadapi semua tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia di masa depan. Generasi muda juga harus peduli terhadap pelestarian lingkungan, karena tidak lestarinya lingkungan akan mendorong terjadinya dampak perubahan iklim yang diperkirakan akan dapat menyebabkan bencana yang jauh lebih dahsyat dari pandemi Covid-19 saat ini.
Inspirasi Sumpah Pemuda 1928 harus terus menjadi rujukan dari perjalanan sejarah masa lalu untuk terus memberikan semangat juang bagi rakyat Indonesia dalam menyelesaikan persoalan bangsa, menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dan kompetitif untuk menuju cita-cita Indonesia maju adil makmur, menjadi negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda.
Sumber: Voice FM
Editor: Voice FM
Comments
Post a Comment